Review Film Spotlight
Review Film
(Sebuah Film tentang proses jurnalistik yang benar)
By : SalsabilaR
Menurut
pandangan saya, Spotlight merupakan film yang tepat untuk masyarakat yang ingin
mengetahui bagaimana proses jurnalistik yang benar. Jurnalistik adalah proses
panjang untuk mengarah pada kebenaran bagi publik. Tidak seperti yang terjadi
di mayoritas media di Indonesia saat ini, media seolah hanya asal ada, mudah
dikendalikan. Spotlight secara terang-terangan memperlihatkan bahwa meskipun
seseorang narasumber telah mengutarakan suatu hal, mereka tidak bisa begitu
saja percaya. Meskipun informasinya menggiurkan, pimpinan kelompok itu tetap
meminta supaya dilakukan background check.
Salah satu kutipan dalam
film ini yang paling membuat bergidik adalah ketika ada salah satu karakter
mengatakan bahwa anak-anak yang hidup dan berkembang di lingkungan keluarga
miskin–atau keluarga yang bermasalah, misal tidak harmonis atau orang tua
bercerai, lebih condong menjadikan lingkungan agama sebagai pelarian. Konteksnya
di film ini adalah gereja Katholik, ketika anak-anak itu dekat dengan pendeta,
mereka merasa mendapatkan pertolongan Tuhan. Sebagian orang memanfaatkan itu
untuk memenuhi hasrat seksual. Akibatnya, banyak kejahatan yang berkedok agama,
tidak ada yang berani mengungkapkannya, selama bertahun-tahun. Kejahatan
seksual terhadap anak-anak itu bahkan tidak hanya disebut physical abuse, namun
juga spiritual abuse. Mereka yang menjadi korban merasa seperti terjebak di
sebuah sistem yang salah, tapi tidak bisa berbuat banyak.
Terdapat satu momen
ketika Sacha (Rachel McAdams) mencoba menghubungi salah satu pendeta (tersangka).
Ketika bertemu langsung, dengan muka pasrah pendeta itu mengakui perbuatannya.
Namun dia melakukan tindakan itu karena dulunya dia juga pernah menjadi korban.
Sacha tidak bisa melanjutkan wawancaranya karena langsung diusir oleh wanita yang
juga tinggal di rumah itu. Setelahnya, Spotlight menyajikan salah scene paling
heartbreaking. Sacha berdiri terpaku di pinggir jalan, masih syok, tiba-tiba
diperlihatkan ada sekumpulan anak yang sedang bersepeda dengan riang gembira. Air
Mata saya tidak berhenti keluar ketika menyaksikan adegan ini.
Film ini saya katakana sempurna,
saya sangat berterima kasih, begitu pula dengan Spotlight. Terima kasih kepada
para aktor dan aktris yang telah menunjukkan sebuah performa brilian dan terima
kasih kepada tim Spotlight yang telah menampar dunia, mengingatkan supaya
jurnalistik tetap semurni itu tujuannya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.
Jangan pernah tunduk
pada pemufakatan jahat, jangan takut untuk menguak hal tabu. Jika ada tindakan
jahat dan sistemik yang diduga terjadi, medialah yang harus menjadi
pencerahnya. Bukan ikut bersembunyi di balik tirai kepentingan golongan pelaku
kejahatan.
Bandung, 19 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar