SAHABAT

AULIA HANA LIANI
By : Salsabila Rahma Siti Muthmainnah

Sahabat, adalah seorang yang ada saat kita berada diatas maupun dibawah, yang senantiasa memberikan motivasai kearah yang lebih baik. Sahabat selalu condong terhadap sesuatu yang memiliki unsur kebaikan untuk diri kita. Bagiku, sahabat adalah seorang yang mendengarkanku bahkan pada saat dia tidak tertarik secara khusus dengan apa yang kuucapkan. Dia mendengarkan karena dia melihat itu penting bagiku.
Dari pernyataan diatas, saya ingin menceritakan seorang sahabat yang sampai saat ini terkenang dalam hidup saya dan dia adalah seorang sahabat yang memberikan pengaruh dalam hidup saya hingga saat ini. Mengapa saya katakan demikian? Banyak cerita yang kita lalui bersama hingga akhirnya sesuatu menimpanya dan itu merupakan takdir dari Allah SWT. Mulai dari cerita sedih sampai dengan bahagia telah saya rasakan bersamanya.
Di awali dengan perkenalan yang cukup singkat, kami saling mengenal saat saya berada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 11 Bandung yang berlokasi di Jalan Budhi Cilember Kota Bandung. Terletak di perbatasan kota Bandung dengan Cimahi. Saya bertemu dengannya saat saya mengikuti Open Recruitment OSIS SMKN 11 Bandung saat itu sama masih anak baru kelas X (sepuluh). Namanya Aulia Hana Liani, seorang wanita tangguh menurut saya dan memang benar adanya. Saya biasa memanggilnya dengan sebutan Aul.
Saya melihatnya lebih dulu, kemudian saya tersenyum pada nya. Namun, dia tidak membalas senyuman saya. Saya berfikir “mungkin karena belum kenal jadi aja begitu”.  Ternyata dugaan saya benar, dia bukan termasuk orang – orang yang ramah dengan sembarang orang. Namun, dia tetap menyapa orang – orang sekitar dengan gaya bicaranya yang khas dan terkesan cuek. Lama kelamaan kami saling mengenal bahkan semakin dekat, awalnya hanya sekelompok orang yang mengharuskan kami menjadi kompak Karena kebetulan saya dan sahabat saya disatukan dalam satu kelompok saat diklat OSIS. Seperti dipaksa untuk saling mengenal nyatanya saya dan dia tidak merasa begitu. Selesai, diklat kami menjalani persahabatan yang semakin erat. Saling mengetahui sifat buruk dan baik masing – masing bahkan jalan – jalan menjadi hal yang rutin kami jalani.
Apa yang membuat dia berbeda? Menurutku, dia adalah salah satu orang yang berani menegurku disaat aku salah dengan gaya bahasa yang langsung pada intinya (to the point). Kemudian dia tipikal orang yang apa adanya. Disaat, banyak siswa yang lebih mengedepankan style dibanding kemampuan otak mereka, berbeda dengan Aul. Dia selalu memotivasi saya untuk terus menjadi anak yang rajin dalam segala hal. Karena dia percaya akan pentingnya kekuatan Proses/Ikhtiar yang dibarengi dengan kekuatan do’a.
Selain itu, dia sahabat yang menuntun saya ke arah yang lebih baik dalam artian, saat sekolah dulu saya adalah seorang siswa berhijab namun ketika saya melakukan rutinitas diluar jam sekolah kerudung yang saya kenakan tidak terpasang di kepala saya. Bahkan saya menggunakan baju – baju minim yang dirasa masih wajar digunakan pada saat itu. Saya senang dengan kegiatan olahraga, waktu itu saya mengikuti Eskul Futsal dan Basket yang notabene adalah kaum lelaki. 
Sama hal nya seperti Aul, dia pun senang dengan kegemaran olahraga seperti itu. Dia selalu mengingatkan saya untuk konsisten menggunakan kerudung. Karena kebiasaan saya membuka kerudung saat ekstrakulikuler. Tapi dia tetap mengenakan kerudungnya, awalnya saya gamau tapi lama – lama. Pemahaman yang dia berikan kesaya dibarengi contok – contoh yang sesuai fakta akhirnya saya mulai terbiasa untuk konsisten menggunakan kerudung.
Aul adalah seorang sahabat yang selalu mengingatkan saya untuk senyum kepada siapapun, mengajarkan saya untuk berbuat baik kepada siapapun, kemudian memotivasi saya agar saya menjadi anak yang rajin. Semua stimulus yang dia berikan pada saya nampaknya berhasil karena selain dari perkataan dia selalu memberikan contoh dengan sifat dia keseharian. Membuat saya kagum dan tak percaya. Disaat saya mengalami masalah di keluarga saya saat itu yang tidak bisa saya ceritakan disini dan membuat saya cukup muak berada di rumah. Sehingga saya lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Namun ada Aul yang menurut saya dia membimbing saya ke arah yang benar bahkan dia adalah seorang sahabat sejati yang tulus.
Senyuman khas yang masih teringat dalam benak saya, senyuman yang nampaknya selalu membuat saya semangat dan bersyukur hidup di dunia ini. Dia bukan seorang yang mudah menyerah, bahkan kata – kata keluhan pun belum pernah saya dengar dari mulutnya. Bukan hanya kepada saya namun kepada semua orang yang dia kenal.
Dalam persahabatan tidak mungkin jika tidak ada cobaan persahabatan, banyak ujian persahabatan yang sudah kami jalani. Namun ada satu kejadian yang membuat saya kecewa, sedih bahkan kesal dengan diri saya sendiri. Tahun 2013 awal dimana dia tidak pernah memberitahu siapapun perihal penyakit yang dia derita bahkan kepada orang tuanya sendiri. Saat itu saya hampir tidak percaya karena saya selalu melihat dia sebagai sosok yang kuat. Namun, kenyataannya benar dia memiliki penyakit komplikasi yang saat itu sudah cukup parah. Saya sedih karena saya merasa tidak begitu memperhatikannya, tapi dia selalu memperhatikan saya.
Sampai akhirnya di bulan September dengan keadaan yang sudah sangat lemah dia memaksakan diri untuk masuk ke kelas. Aul masih memasang wajah tersenyum. Padahal saya tau senyuman itu senyuman menahan sakit. Dengan jalan yang harus di temani karena kondisinya benar benar sangat lemah. Air mata saya keluar begitu saja melihat kondisinya, tapi dia selalu bilang “Ca, ngapain nangis. Kamu cantik kalo senyum, udah ah jangan sedih – sedihan aku gpp percaya kan?”. Saya hanya tersenyum terus saya balas ucapannya sambil bercanda agar suasana menjadi cair. Disitu terakhir kalinya saya mengantarkan dia ke kelas dan melihatnya di sekolah.

Seminggu kemudian saya mendengar kabar dia meninggal dunia. Hampir saya tidak percaya, saya kesal dengan diri saya sendiri tapi saya ingat kata – katanya dimana dia selalu bilang “gaada yang bisa dihindari termasuk takdir kematian dari Allah, saling mendoakan aja” kemudian saya bergegas ke rumahnya bersama teman – temannya yang lain. Dan dia sudah ada di tempat yang tenang. Karena selama hidupnya dia dikenal sebagai orang yang hebat dan tangguh diakhir hidupnya dia husnul Khotimah (09 September 2013). Selamat jalan sahabatku, terimakasih selalu menjadi sahabat terbaik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku bersama Mimpi-Mimpiku

Naskah Ceramah